B88sport - Kisah Thomas Deng yang dulu terpaksa mengungsi karena perang saudara di Sudan dan kini ia berhasil mengubah nasibnya menjadi kapten Timnas Australia U-23 di Olimpiade Tokyo 2020.
Pada tahun 2003 silam, perang pecah di Sudan antara dua kelompok pemberontak melawan pemerintah Sudan. Momen itulah yang kemudian mengubah garis hidup Thomas Deng.
Perang itu memakan ratusan ribu nyawa dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang parah. Amerika Serikat kemudian melabeli situasi di Sudah itu sebagai aksi genosida.
Deng, yang saat itu baru berusia enam tahun, akhirnya terpaksa mengungsi keluar negeri bersama keluarganya. Mereka kemudian mendapatkan izin untuk masuk ke Australia.
Deng, empat saudaranya dan ibunya menetap di Adelaide. Namun sang ayah tidak ikut ke Australia karena ia memutuskan untuk tetap bertahan di Kenya, untuk menjalankan tugas mulia sebagai dokter.
Thomas Deng kecil saat itu sudah mengenal sepak bola. Ia kemudian gabung dengan akademi klub Adelaide Blue Eagles.
Deng lantas pindah ke Playford City dan Western Eagles. Di klub terakhir inilah ia melakoni debutnya di pentas sepak bola profesional pada usia 16 tahun sebelum akhirnya merapat ke klub Green Gully.
Saat bermain bagi Green Gully ini, ia menarik perhatian Melbourne Victory. Ia pun pindah ke klub tersebut pada tahun 2015.
“Saya masuk dan keluar tempat latihan saat itu dan akhirnya saya mendapat kontrak dua tahun. Itu adalah momen yang membanggakan juga," kenang Deng pada Olympics.com.
“Itu hal yang gila. Ketika Anda memikirkan kembali segalanya dan memutar waktu kembali, Ada banyak hal yang telah terjadi dalam karir saya yang saya pikir tidak akan terjadi. Dan itulah hal-hal yang saya syukuri," serunya.
Thomas Deng melakoni debutnya di A League pada Oktober 2015 bagi Melbourne Victory. Namun tampaknya bermain di Australia tak membuatnya puas.
Ia sempat mencoba peruntungannya di Eropa, tepatnya di Belanda. Ia gabung Jong PSV pada musim panas 2016. Sayangnya ia cuma sempat bermain lima kali saja sebelum akhirnya balik ke Australia.
Namun Deng tidak menyerah. Nyaris empat tahun kemudian, ia mencoba peruntungannya ke Jepang.
Deng akhirnya bisa bergabung dengan klub Urawa Red Diamonds. Urawa terkesan dengan performanya setelah ia ikut bermain di Piala AFC U-23 2020.
Thomas Deng lahir di Kenya dan memiliki darah keturunan Sudan. Ia pun bisa bermain bagi Kenya, Sudan, dan tentunya Australia.
Deng pun memilih untuk bermain bagi Australia. Ia sudah pernah memperkuat tim U-20 dan kemudian tim U-23. Ia juga sudah membela timnas senior Olyroos dengan catatan satu cap, yang didapatkannya saat melawan Kuwait di ajang uji coba pada Oktober 2018.
Namun Deng lebih aktif di skuat U-23 Australia. Ia berjasa membawa Olyroos lolos kualifikasi Olimpiade untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 silam.
“Sudah lama sejak tim putra lolos ke Olimpiade, jadi senang bisa kembali. Kami tidak ingin berada di tempat yang berbeda atau di tempat lain," seru pria yang jadi satu-satunya penggawa Olyroos yang bermain di Jepang ini.
Pemain berusia 24 tahun tersebut menambahkan, ia pun merasa sangat bangga luar biasa karena bisa membawa Australia berlaga di Olimpiade. Apalagi ia adalah orang pertama dalam sejarah keluarganya yang bisa bermain di pentas olahraga internasional terbesar di dunia itu.
“Ini hak istimewa. Anda tahu tidak banyak orang yang bisa pergi ke Olimpiade. Saya orang pertama di keluarga saya yang pergi ke Olimpiade, jadi ini hal besar," ujarnya bangga.
“Itu bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng. Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus Anda banggakan dan rayakan," imbuhnya.
Lawan Argentina
Thomas Deng bisa makin bangga sekarang. Pasalnya ia diberi kepercayaan untuk menjadi kapten Timnas Australia U-23.
“Merupakan kehormatan besar dan hak istimewa untuk mengenakan ban kapten dan kemeja hijau dan emas,” ucap Deng.
“Sebagai seorang anak yang menonton Socceroos... itu adalah sesuatu yang Anda impikan. Dan sekarang saya mendapatkan kesempatan itu, itu adalah sesuatu yang saya tahu bisa saya banggakan," tegasnya.
Australia berada di Grup C sepak bola Putra Olimpiade Tokyo 2020. Mereka bersaing melawan Argentina, Spanyol, dan Mesir.
Deng sudah memimpin Australia menghadapi Argentina di laga pertama. Ia tampil gagah di lini belakang dan membawa Olyroos menang 2-0 atas tim Tango. Sebuah kemenangan yang bersejarah.
Namun Thomas Deng jelas tak akan berpuas diri. Sebab ia dalam misi membawa Australia U-23 meraih emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020 ini.
0 comments:
Post a Comment